Selamat Datang Di Gubuk Yang Sederhana Ini, Mari Minum Kopi Bersama di negeri nyiur melambai, torang samua basodara

Senin, 16 Desember 2013

Karma

Sebuah cerita tentang perjalanan hidup dua sahabat di kota besar. Dua sahabat ini bernama Budi dan Dharma. Si Budi adalah penjual koran dan si Dharma adalah manajer personalia di perusahaan properti ternama di kota. Dikisahkan pada suatu siang yang terik si Budi sedang menjual koran di perempatan jalan. Dengan semangat menghampiri setiap orang menjajakan korannya walau keringat mengucur deras. Baginya koran adalah satu satunya sumber penghidupannya. Tak terasa matahari sudah mulai tenggelam di upuk barat, si Budi pun siap siap untuk pulang kerumah, namun ada seseorang yang memanggil untuk membeli koran, seseorang yang berpakaian karyawan dan mengendarai mobil keluaran terbaru. setelah saling menatap muka satu sama lain ternyata tak disangka si pembeli koran ini adalah Dharma yang ketika SMA adalah teman karib satu kelas. Tegursapa diiringi rasa senang dan prihatin satu sama lain menjadi satu. Kilas balik, waktu di SMA si Budi adalah siswa yang pintar, cerdas, dan berprestasi sedangkan si Dharma adalah siswa yang biasa biasa saja. Sebuah pertanyaan kenapa kehidupan mereka menjadi berbeda, Dharma yang biasa biasa saja menjadi orang sukses sedangkan Budi yang pintar menjadi orang susah?????

Jumat, 22 November 2013

Am I A Hindu

Seorang anak bertanya kepada ayahnya : " Ayah, ahimsa adalah kebajikan Hindu yang tertinggi. Lalu kenapa Dewa Dewa Hindu membawa senjata dan membunuh begitu banyak raksasa?" Sebuah pertanyaan yang kritis. Ahimsa adalah ajaranHindu yang tidak membenarkan kekerasan, ajaran yang menekankan kedamaian dan cinta kasih. Sebuah buku berjudul Im I A Hindu? yang ditulis oleh Ed. Visvanathan akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang kritis itu. Dengan seting sebuah keluarga Hindu di Amerika serikat yang jauh dari pusat peradaban agama Hindu, bisa mempertanyakan ajaran Hindu secara terbuka. Ini membuktikan Hindu tetap bisa menjawab "pertanyan zaman. Ed. Visvanathan, seorang pemikir Hindu modern masa kini.

Kamis, 07 November 2013

How To Become a Hindu (Satguru Sivaya Subramuniyaswani)


Sebuah buku yang mengulas tentang proses menuju kesadaran spritual secara etis, tidak memaksa, bukan propaganda dll. kalau melihat sejarah akan kita ketahui konsep mengubah kepercayaan seseorang. Di India jauh sebelum Islam atau Kristen, Jainisme dan Buddhisme bersaing dengan Sanathana Dharma untuk memperoleh kepercayaan penduduk India. Pendeta Besar Hindu seperti Adi Sankara (788-820), memperoleh kemasyuran terutama karena perlawanan mereka terhadap agama agama baru itu.

150 tahun kebangkitan filosofi Hindu di Eropa, Amerika dan Afrika dimulai dari beberapa gelombang, dimulai terjemahan pustaka suci Hindu, kemudian perjalanan beberapa orang suci Hindu seperti Swami Wiwekananda. Selama 5 dekade ribuan orang barat datang ke India untuk belajar dan keinginan orang Non Hindu untuk masuk Hindu.

Bagaimana seseorang masuk hindu?

Jumat, 18 Oktober 2013

Tri Kaya Parisudha menuju Tri Hita Karana

Teringat ketika saat sekolah di tingkat SMP, kala itu jam pelajaran budaya dengan tema Tri Hita Karana. Guru menerangkan arti dan konsep Tri Hita Karana. Jam pelajaran pun usai dan materi Tri Hita Karana menguap begitu saja.. (maklum pelajaran yang kurang menggairahkan di mata saya kala itu). Sekali sekali terlintas topik Tri Hita Karana di majalah atau koran namun tiada minat untuk membaca. Sekian lama berlalu hingga saat pertemuan Krama Bali di Tempek Manado Selatan bulan September 2013,sebuah topik tentang Tri Kaya Parisudha menuju Tri Hita Karana yang dibawakan oleh Bli Wayan Mudharma telah membuka rasa yang begitu mendalam yang membuat cinta setengah mati akan ajaran suci ini.

Minggu, 01 September 2013

Pokok Pokok Keimanan Agama Hindu




Oleh: Bli Made Srija

Pokok pokok keimanan agama hindu dibagi menjadi lima bagian yang disebut dengan panca sradha,
  1. Percaya adanya Tuhan (Brahman/Hyang Widhi).
  2. Percaya adanya Atman
  3. Percaya adanya hukum Karma Phala
  4. Percaya adanya Punarbhawa / Reinkarnasi
  5. Percaya adanya Moksa
Percaya adanya Tuhan (Brahman/Hyang Widhi).
Kita percaya Hyang Widhi yang maha tahu, berada dimana mana, Kepada-Nya  menyerahkan diri dan mohon perlindungan dan petunjuk agar menemukan jalan terang dalam mengarungi hidup ini. Kita percaya bahwa Tuhan itu satu dan oleh orang bijak menyebut dengan banyak nama.  “Eko Narasanad Na Dityo Sti Kascit” yang artinya hanya satu Tuhan sama sekali tidak ada duanya. Kebenaran itu satu tidak ada kebenaran yang kedua “Bhineka Tunggal Ika tan hana Dharma mangrwa”  

Kamis, 08 Agustus 2013

PIODALAN SARASWATI DI ALTAR ATAU DIRUMAH

  Oleh : Bli Wayan Mudharma
Hari Raya Saraswati yaitu hari Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati, jatuh pada tiap-tiap hari Saniscara Umanis wuku  Watugunung.  Dalam legenda digambarkan bahwa Saraswati adalah Dewi/ Istri Dewa Brahma. Saraswati adalah Dewi  pelindung/ pelimpah pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. Berkat anugerah dewi Saraswati, kita menjadi  manusia yang beradab dan berkebudayaan. Dewi Saraswati digambarkan sebagai seorang wanita cantik bertangan  empat, biasanya tangan- tangan tersebut memegang Genitri (tasbih) dan Kropak (lontar). Yang lain memegang Wina  (alat musik / rebab) dan sekuntum bunga teratai. Di dekatnya biasanya terdapat burung merak dan undan (swan), yaitu  burung besar serupa angsa (goose), tetapi dapat terbang tinggi . Upacara pada hari Saraswati, pustaka-pustaka, lontar- lontar, buku-buku dan alat-alat tulis menulis yang mengandung ajaran atau berguna untuk ajaran-ajaran agama,  kesusilaan dan sebagainya, dibersihkan, dikumpulkan dan diatur pada suatu tempat, di pura, di pemerajan atau di dalam bilik untuk diupacarai.

Kamis, 25 Juli 2013

Canang Sari



Canang sari ini dalam persembahyangan penganut Hindu Bali adalah kuantitas terkecil namun inti (kanista=inti). Kenapa disebut terkecil namun inti, karena dalam setiap banten atau yadnya apa pun selalu berisi Canang Sari. Canang berasal dari kata "Can" yang berarti indah, sedangkan "Nang" berarti tujuan atau maksud (bhs. Kawi/Jawa Kuno), Sari berarti inti atau sumber. Dengan demikian Canang Sari bermakna untuk memohon kekuatan Widya kehadapan Sang Hyang Widhi beserta Prabhawa (manifestasi) Nya secara skala maupun niskala.

Rabu, 24 Juli 2013

Tri Sandya

Probelma hidup terkadang membuat kita jenuh,dan bagi sebagian orang yang tidak tahan banting akan menjadi stres (gila). Masalah rumah tangga, pekerjaan di kantor, bisnis, sekolah, kehidupan sosial masyarakat dll begitu kompleks ibarat benang yang tidak ketemu ujung ujungnya (bali "mebulet buletan). Disaat situasi seperti itu ada kerinduan kita berserah diri kepada Tuhan (Hyang Widhi) dengan jalan sujud bhakti (sembahyang), kembali kerumah dharma dalam bahasa sederhana Pulang

Dalam Bhagavad Gita dikatakan "Siapapun yang dengan sujud bhakti kepada-Ku mempersembahkan sehelai daun, setangkai bunga, sebiji buah, setetes air, Aku terima dengan segala bhakti persembahan dari orang yang berhati suci.

Download Trisandya

Hyang Semar / Sang Hyang Aji Tualen

Dalam cerita pewayangan kita mengenal suatu tokoh penasehat dari Prabu Sri Kreshna orang menyebutnya dengan nama Sang Tualen / Malen,di benak kita bertanya ,kenapa Sang Tualen menjadi penasehat Sang Prabu Kreshna padahal Sang Prabu Kreshna adalah Awatara Wisnu ?

Minggu, 21 Juli 2013

Ekalawya oh Ekalawya

Sebuah kisah di jaman dulu kala, tepatnya disebuah desa terpencil. Hiduplah seorang laki laki muda gagah berani dengan berpakaian dari kulit harimau dan bersenjatakan panah. Tegap berdiri dalam sorotan mata yang tajam menunjukkan jati diri yang tangguh sebagai seorang kesatria. Menoleh ibu jari tangan kanannya yang sudah terpotong, dia berdiri diatas batu cadas seorang diri, melamun jauh kemasa lalu mengingat lika liku ketika dirinya masih kecil.

Jalan berliku dari hutan ke pasraman guru drona, Penolakan dirinya oleh guru drona karena bukan dari bangsa kesatria, kembali ke hutan dalam kesedihan, membuat patung guru drona sebagai sugesti bawah sadarnya ketika berlatih perpanahan sendirian di hutan selama bertahun tahun, daksina ibu jari yang telah kupersembahkan kepada guru drona sebagai sujud bhaktinya.

Ekalawya oh Ekalawya …… pilih kasih, ketekunan dan ketidaksadaran..

MK Gandhi

Mahatma Karamched Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di Porbandar, India. Berasal dari keluarga kelas menengah kasta Vaishya. Ayahnya bernama Karamchand, ibunya bernama Putlibai. Pada umur 13tahun, menikahi seorang gadis bernama Kasturbai. Ketika menginjak usia 18tahun, melanjutkan pendidikannya ke Southampton, Inggris, mengambil jurusan hukum. Bersamaan dengan itu, dia mulai berminat mempelajari agama. Berbagai kitab serta buku buku keagamaan – baik Hindu, Kristen, Yahudi dan Islam – habis dibacanya. Pada 1891, dia lulus dan menjadi seorang pengacara. Ketika kembali ke India, dia membantu proses kemerdekaan India hingga merdeka pada 1947.

“Tak ada hal baru yang bisa kuajarkan kepada dunia. Kebenaran (truth) dan antikekerasan (non-violence) sama tuanya dengan gunung gunung” “Tuhan adalah Kebenaran” “…Orang yang tidak murni hatinya tidak dapat melihat Tuhan. Karena itu, proses pemurnian diri tentu harus diupayakan dalam perjalanan hidup. Dan proses pemurnian diri akan mudah mempengaruhi orang orang yang ada disekitarnya.

Senin, 01 Juli 2013

Kasih Sayang

Krama Bali Manado yang terkasih, banyak cerita yang menggugah rasa yang kadangkala mampu melinangkan air mata. Bukan sinetron yang diseting dengan airmata buatan seolah olah menangis beneran. Tapi ini adalah cerita rakyat yang mengisahkan cinta, kasih sayang dan pengorbanan.

Masihkan ingat cerita bali jaya prana layon sari, cerita minahasa pinkan matindas, atau cerita india sawitri satyawan?.

Cerita cinta yang terjadi dahulu kala ini terkadang menjadikan inspirasi (pesan) bagi kita di saat sekarang dengan problema yang kompleks terutama di kehidupan rumah tangga. Menggali pesan disampaikan dalam ketiga cerita rakyat ini tentu akan mendapatkan persepsi yang beraneka. Namun satu benang merah yang dapat kita petik adalah Kasih Sayang. Mari Para Sameton Krama Bali Manado hidupkan kasih sayang sebagai suami, istri, orang tua, anak di keluarga.

Jumat, 21 Juni 2013

Budaya Bali

Bahasa Bali, Penanggalan Bali, Aksara Bali, Wayang Bali, Usadha Bali, Arsitektur Bali, Lagu Bali, Pakaian Adat Bali, Masakan Bali, Tarian Bali, Gamelan Bali, Lagu Bali, Orang Bali, Pulau Bali. Bila dipaparkan masing masing akan banyak sekali keunikan keunikan yang membuat kita bangga sekaligus bersyukur. Ternyata budaya bali itu luar biasa dan inilah yang menjadikan bali menjadi tujuan wisata dunia. Sekarang menjadi pertanyaan kita adalah bagaimana budaya bali ini bisa kita lestarikan pada jaman sekarang ini (globalisasi). Globalisasi yang kita pahami sebagai jamannya ruang tanpa sekat antar negara jika didefinisikan lebih lanjut bahwa globalisasi itu adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. akankah budaya lokal tergerus oleh kebudayaan dan ekonomi global yang homogen?.

Minggu, 16 Juni 2013

Penanggalan Bali

Para sameton bali pasti pernah mendengar ucapan orang tua kita seperti some anggara buda wrespati sukra saniscara, atau umanis paing pon wage kliwon. Itulah kata kata asing bagi generasi sekarang yang tidak pernah tersentuh oleh penanggalan bali.

Ilmu penanggalan bali ini wajib untuk dipelajari dan dipahami secara universal karena terkait erat dengan upakara. Tentu masih terngiang dalam benak kita tentang wewaran yang dikelompokan 10 kategori, eka wara sampai dasa wara. Dalam kegiatan upakara ada 3 kategori yang sering digunakan yaitu tri wara, panca wara dan sapta wara ditambah lagi wuku. Hari raya galungan jatuh pada Buda kliwon dungulan (panca wara + sapta wara + wuku). Ada metode jari dalam mencari penanggalan bali yang berkaitan dengan upakara/yadnya. Perlu dipelajari secara menyeluruh agar pelaksanaan upakara terlaksana dengan baik.

BURUNG BEO


Jack adalah seorang pelaut muda dengan karir yang cemerlang. Dia tinggal di Inggris dan sering melanglang buana dengan kapal kesayangannya.


Minggu, 09 Juni 2013

Pulang




Banyak hal yang terjadi di sekeliling kita yang membuat kita menjadi tidak nyaman. Perubahan cuaca yang ektrim membuat kita menjadi tidak nyaman karena suhu yang semakin panas,  banjir atau sebaliknya kekeringan yang berkepanjangan. Perilaku manusia yang ekstrim dalam bentuk kekerasan dan kejahatan membuat kita tidak nyaman. Ketidaknyamanan mendorong kita untuk pulang kerumah yang penuh dengan kenyamanan dan kedamaian. Tetapi bagaimana kita bisa pulang – pulang ke tempat dimana kita bisa bertemu dengan kedamaian.

Jumat, 07 Juni 2013

Putri cening ayu



Putri cening ayu Ngijeng Cening jumah
Memeluas malu Ke peken meb’lanje
Apang ade daharan nasi

Memetiang ngiring Nongos ngijeng jumah
Sambilan mekumpul Ajak titiang dadue
Ditekani nyenggap gapin

Putri cening ayu Ngijeng Cening jumah
Memeluas malu Ke peken meb’lanje
Apang ade daharan nasi

Memetiang ngiring Nongos ngijeng jumah
Sambilan mekumpul Ajak titiang dadue
Ditekani nyenggap gapin

Kidung Kasmaran


Dingehang adi ne jadi beli magending
kidung kasmaran nyinayang tresnan belie
Kapining adi bungan keneh beline

Makelogati ngantosang surat adine
napike adi sampun ngelah demenan
buka cicing ngantos segsegan
melengok beli di pedeman

Reff : Sue sampun beli mangantosang balesan surat adine
Kadi rasa kambang keneh beline buka magantung tanpe cantel

Bungan Sandat


Yen gumanti bajang tan bina ye pucuk nedeng kembang
Disuba ye layu tan ada ngerunguang ngemasin mekutang

Becik malaksana de gumanti dadi kembang bintang
Mantik di rurunge makejang mangempok raris ka entungang

To ibungan sandat selayu layu-layune miik
To ye nyandang tulad seuripe melaksana becik

Para truna-truni mangda saling asah asih asuh
Manyame beraya to kukuhin rahayu kapanggih

Download

Kamis, 06 Juni 2013

childrengita-balinese



Bhagavad Gita


Dilengkapi dengan Pendahuluan, terjemahan sederhana ke dalam Bahasa Indonesia, dipilih dari 400 ayat Gita, dengan tambahan 26 cerita ilustrasi, cocok untuk anak umur 10 tahun ke atas dan para pemula, disertai dengan teknik meditasi dan mantra sederhana.download

Sabtu, 25 Mei 2013

Siapa Yang Seharusnya Menjadi Raja



Siapa Yang Seharusnya Menjadi Raja
Sumber: http://kids.baps.org/storytime/whoshouldbeking.htm

Berkelahi dengan saudara-saudara kita karena masalah mainan merupaka kebiasaan buruk yang harus kita hindari. Tapi coba kalian bayangkan akibat perkelahian jika terjadi dalam sebuah kerajaan?

Untuk membebaskan manusia dari masalah mereka, Betara Wisnu menjelma sebagai putra sulung Raja Dashrath, bernama Rama. Dia lahir dari permaisuri pertama raja bernama Kaushalya. Ram memiliki tiga saudara lainnya. Lakshman lahir dari permaisuri kedua Raja Dashrath bernama Sumitra. Permaisuri ketiganya, Kaikeyi melahirkan Bharat dan Shatrughna. Keempat bersaudara ini  dikirim oleh Raja ke ashram (sekolah) Resi Walmiki untuk pendidikan mereka. Keempat saudara ini sangat dekat dan akrab satu sama lain. Setelah menyelesaikan pendidikan mereka, mereka kembali ke istana ayah mereka.

Toleransi dan Pluralisme dalam Hindu



Toleransi dan Pluralisme dalam Hindu
Oleh: W. Sumertha

Om Suastiastu.
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Hyang Widhi wasa atas segala berkat dan kasih yang telah dilimpahkan kepada kita. Tanpa kemurahanNya mustahil semua ini dapat kita nikmati.
  
Baru-baru ini saya diutus oleh Parisada Sulut untuk mengikuti konferensi antar umat beragama antara Indonesia dan Jerman. Salah satu permasalahan yang dibahas adalah mengenai toleransi dan pluralism. Konferensi ini dilaksanakan karena kita mencermati akhir-akhir ini mulai timbul berbagai konflik yang diakibatkan oleh kurangnya toleransi.

Betara Shiva



Betara Shiva

 

Shiva sering dijuluki sebagai Dewa para yogi, Dewa yang dipuja untuk dapat mengendalikan diri. Shiva juga terkenal dengan shaktinya, Dewi Parvati. Dewa Siwa adalah pelebur, menyusul Brahma sebagai pencipta dan Wisnu sebagai pemelihara, merupakan satu dari tiga siklus kehidupan, mencipta, memelihara dan melebur. Shiva bertanggung jawab sebagai pengubah dalam bentuk kematian dan kehancuran. Dalam arti positif menghancurkan berarti menghancurkan ego, dan kepalsuan. Shiva juga menghancurkan kebiasaan jelek dan bentuk keterikatan.

Semua yang memiliki awal
pasti memiliki akhir. Pengertian hancur disini, tidak ada yang benar-benar hancur, tetapi ilusi individualitas yang kita miliki. Dengan demikian kekuatan kehancuran yang terkait dengan Dewa Shiva memiliki kekuatan memurnikan diri, baik pada tingkat diri pribadi ketika masalah menghampiri kita sehingga kita mampu melihat dan memaknai realitas kehidupan, dan juga menghadapi kehidupan pada tingkat yang lebih universal. Penghancuran membuka jalan bagi penciptaan baru dalam alam semesta. Sebagai Satyam, Shivam, Sundaram atau Kebenaran, Kebaikan dan Keindahan, Siwa merupakan kebaikan yang paling penting.

Betara Shiva memiliki banyak bentuk, diantaranya adalah dalam bentuk Panchavaktra dengan 5 kepala yang merupakan kombinasi dari semua energi/kekuatan Shiva: Aghora (bersemayam di dalem/tempat kremasi), Ishana (dipuja sebagai Shivalingam), Tat Purusha (Betara Shiva yang sedang bermeditasi), Varna Deva (Betara Shiva yang  abadi) dan Saddyojat atau Braddha Rudra (bentuk murka dari betara Shiva). Betara Shiva juga diberi gelar sebagai Nataraja atau Dewa seni dan tari. Tari Siwa Nataraja melambangkan kehancuran dan penciptaan alam semesta dan mengungkapkan siklus kelahiran, kematian, dan kelahiran kembali. Dalam gambarannya sebagai Nataraja (Raja Tari), beliau memberikan darsana atau wejangan kepada para bhaktanya. Dibawah kaki suciNya, Shiva meremukkan kebodohan manusia yang disebabkan oleh kepapaan/kebodohan. Bentuk lain dari Betara Shiva adalah sebagai Mahamrityunyaya, sebagai penakluk kematian. Mahamrityunjaya mantra adalah salah satu dari dua mantra utama Veda, di samping mantra Gayatri. Mantra ini dinyanyikan untuk memohon agar kita bisa mengatasi kematian dan penyakit. Bentuk utama lain dari Shiva adalah Ardhnarishwara, setengah Siwa, setengah Shakti.

Ada beberapa atribut yang terkait dengan Betara Shiva antara lain: senjata trisula yang mewakili tri guna (satwa, rajas, tamah), ular yang menunjukkan bahwa Ia berada di luar kekuasaan kematian dan racun dan juga sebagai pembangkit energi Kundalini, suara dua sisi genderang Shiva sebagai pemelihara irama detak jantung dan pencipta suara suci AUM. Kendaraan Shiva adalah banteng putih yang disebut Nandi sebagai lambang kebahagiaan. Shiva duduk di kulit macan atau memakai pakaian kulit macan, sebagai lambang pikiran.