Selamat Datang Di Gubuk Yang Sederhana Ini, Mari Minum Kopi Bersama di negeri nyiur melambai, torang samua basodara

Kamis, 25 Juli 2013

Canang Sari



Canang sari ini dalam persembahyangan penganut Hindu Bali adalah kuantitas terkecil namun inti (kanista=inti). Kenapa disebut terkecil namun inti, karena dalam setiap banten atau yadnya apa pun selalu berisi Canang Sari. Canang berasal dari kata "Can" yang berarti indah, sedangkan "Nang" berarti tujuan atau maksud (bhs. Kawi/Jawa Kuno), Sari berarti inti atau sumber. Dengan demikian Canang Sari bermakna untuk memohon kekuatan Widya kehadapan Sang Hyang Widhi beserta Prabhawa (manifestasi) Nya secara skala maupun niskala.



Canang sari terdiri dari beberapa bagian yang memiliki makna tertentu,diantarannya:
  1. Canang memakai alas berupa "ceper" (berbentuk segi empat) adalah simbol kekuatan "Ardha Candra" (bulan).
  2. Di atas ceper ini diisikan sebuah "porosan" yang bermakna persembahan tersebut harus dilandasi oleh hati yang welas asih serta tulus kehadapan Sang Hyang Widhi beserta Prabhawa Nya, demikian pula dalam hal kita menerima anugerah dan karunia Nya.
  3. Di atas ceper ini juga berisikan seiris tebu, pisang dan sepotong jaje (kue) adalah sebagai simbol kekuatan "Wiswa Ongkara" (Angka 3 aksara Bali).
  4. Sampian urasari" yang berbentuk bundar sebagai dasar untuk menempatkan bunga Hal ini adalah simbol dari kekuatan "Windhu" (Matahari). Lalu pada ujung-ujung Urasari ini memakai hiasan panah sebagai simbol kekuatan "Nadha" (Bintang).
  5. Bunga ,disusun di atas sampian uras sari ,terdiri dari bunga warna putih,merah,kuning,hitam ( bisa di ganti dengan ungu),dan di tengah tengah di isi irisan kembang rampe.Keempat warna bunga serta kembang rampe tersebut merupakan lambang panca dewata.    

Demikianlah disebutkan beberapa hal tentang canang sari ini sebagai salah satu sarana dalam tetandingan banten dan upacara yadnya sehingga sebagaimana disebutkan pula dalam proses pembuatannya pun sebisa mungkin kita harus membuatnya dengan pikiran bersih, disertai ketulusan dan kesabaran.

Oleh Luh Sardini, Dikutip dari 'Canang sari dan segehan' yang di tulis dalam forum diskusi jaringan Hindu Nusantara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar